Menangislah kepada-Nya


Menangislah kepada-Nya 
Ratapan 3:49-66 

Dalam ayat 48-66 penulis kembali mengungkapkan ratapan pribadinya. Ia menumpahkan pergumulan bangsanya dan beban hidupnya. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. Ia tidak tahan terhadap apa yang dilihat dan dialaminya. Ia hanya bisa menangis tak henti-hentinya sampai Tuhan memberikan pertolongan. Pernyataan ini mungkin mengundang tanya: "Bukankah menangis itu tidak bagus, apalagi bagi kaum laki-laki?"

Dalam tradisi Yahudi, tangisan adalah hal biasa yang mengekspresikan isi hati seseorang. Pertanyaannya adalah mengapa menangis? Karena masyarakat atau budaya pada saat itu memungkinkan seseorang itu menangis. Sebab menangis adalah sarana untuk mengungkapkan isi hati sehingga ada kelegaan yang dirasakan.

Dalam ilmu modern, menangis mempunyai tiga tujuan yang baik, antara lain: Pertama, untuk mencuci mata. Artinya, menghilangkan garam dan kotoran lain dari mata. Air mata juga mengandung enzim lysozyme yang membunuh bakteri dan mencegah infeksi mata. Kedua, untuk mengurangi stres. Dalam perspektif analisis kimia ditemukan bahwa air mata yang dipicu oleh stres mengandung berbagai protein dari bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan mata. Dengan demikian, tubuh kita secara alamiah membersihkan racun stres dari tubuh. Selain itu, air mata juga mengandung endorphin, yaitu salah satu penghilang rasa nyeri alami bagi tubuh yang bertindak sebagai pengatur atau pengurang rasa sakit emosional. Itulah kebesaran anugerah-Nya. (3) Untuk mengekspresikan apa yang dirasakan menjadi beban.

Bersyukurlah bahwa kita boleh menangis di hadapan Tuhan. Menangis bukanlah hal tabu. Menangis adalah sarana yang baik untuk mengungkapkan isi hati kepada Allah. Marilah kita mengubah cara pandang kita yang sering kali menabukan tangisan, terutama bagi kaum laki-laki. Hargailah ekspresi isi hati seseorang sebagaimana adanya dan cobalah memahami segala pergumulan dan penderitaan yang sedang dirasakan maupun dialami orang tersebut. [MH]

No comments

Powered by Blogger.