TUHAN tidak pernah akan membiarkan umat-NYA sendirian dalam pergulatan mengatasi berbagai permasalahan pelik dalam hidup ini.



Bagi orang-orang Yahudi kuno, agama dipandang sebagai beban. Hal ini nampak dari pernyataan YESUS dalam  Injil Matius 23: 4  tentang para ahli Taurat dan kaum Farisi : “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya”.  Bagi mereka, agama telah menjadi sederetan peraturan panjang yang tak kunjung putus. Setiap saat mereka ke sinagoga, selalu mendengarkan perintah-perintah dan larangan ALLAH. Di tengah situasi demikian orang Yahudi cenderung melupakan Hakikat ALLAH yang adalah Kasih sebagaimana diungkapkan dalam puji-pujian kepada-NYA  oleh  Nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama : “ Dengan segenap jiwa aku merindukan ENGKAU pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari ENGKAU pada waktu pagi. .... Ya TUHAN, ENGKAU akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, ENGKAU-lah yang melakukannya bagi kami” (Yes. 26: 9, 12).


Memang, bagi sebagian orang kehidupan kita ini dirasakan berat bahkan berat sekali, baik secara ekonomis, sosial maupun politis. Karena itu ada nasihat bijak mengatakan “GUSTI ALLAH  ora sare” (Jawa) yang artinya “TUHAN  tidak tidur”. Nasihat ini ingin mengungkapkan  bahwa TUHAN tidak pernah akan membiarkan umat-NYA sendirian dalam pergulatan mengatasi berbagai permasalahan pelik dalam hidup ini. TUHAN  tidak pernah meninggalkan manusia tenggelam dalam lumpur penderitaan dan genangan air mata dukacita. Persoalannya terpulang pada diri kita sendiri :  Apakah kita tetap percaya kepada-NYA? Apakah kita menjalin terus hubungan dengan DIA, juga pada saat kita mau putus asa dan merasa seolah-olah TUHAN koq diam saja?

Pengalaman iman membuktikan bahwa semakin erat kita  menjalin relasi dengan TUHAN, maka semakin teguh dan kuat kita menghadapi berbagai persoalan dan  cobaan hidup ini! Tetapi sedikit saja kita mulai goyah iman kita dan bergeser pada jalan keluar yang instant, seperti lari ke dukun atau terjun ke hiburan duniawi yang penuh glamour, maka kita akan merasa TUHAN semakin jauh. Padahal yang menjauhkan diri itu adalah kita sendiri!  -   Pernahkah kita mengalami goncangan hidup hingga merasa ditinggal sendirian oleh TUHAN? 


Sabda TUHAN  tergenapi dalam Diri YESUS yang hari ini mengundang kita dengan ajakan yang sangat menyejukkan :  “Marilah kepada-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat. AKU  akan memberikan kelegaan kepadamu”  (Mat. 11: 28). KRISTUS  tidak melarikan Diri ketika orang yang percaya datang dan berharap kepada-NYA.  Sebaliknya,  DIA  justru menyediakan Diri untuk menanggung beban berat kita itu dan menggantinya dengan kelegaan. Syaratnya cuma satu :  Kita tetap percaya bahwa  KRISTUS  adalah  Pegangan kita! DIA  adalah satu-satunya Andalan hidup kita! Hanya dalam DIA  ada Kasih dan Kelembutan. Kepada-NYA lah kita harus berlari dan mencari perlindungan. Masihkah kita selingkuh  mencari yang lain? 


YESUS  memang memberikan beban sebagai syarat-syarat untuk setia mengikuti-NYA,  yaitu memikul salib dan menyangkal diri. Tetapi sebenarnya beban salib kehidupan kita itu ringan, tidak sebanding dengan kelegaan, kedamaian dan kebahagiaan yang telah disediakan untuk kita!  YESUS  juga mengajari  para murid dan pengikut-NYA untuk belajar memikul beban atau memanggul salib. DIA mengajak untuk mempersembahkan segala duka, derita dan beban hidup yang berat itu dijadikan satu dengan pengorbanan Salib-NYA. “Pikullah kuk yang KU-pasang dan belajarlah pada-KU, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab, kuk yang KU-pasang itu enak dan beban KU pun ringan” (ayat 29, 30).

Persoalannya sekali lagi cuma satu :  tergantung diri kita sendiri : Apakah kita mau dan percaya penuh untuk datang kepada-NYA?  Hanya nurani kita masing-masing yang bisa menjawab! 


Ya YESUS, ajarilah aku untuk memandang hidup ini tidak serba negatif, hitam, gelap dan menyesakkan. Tambahkanlah sedikit imanku kepadaMU. Kuatkanlah aku dalam memikul beban salib kehidupanku. Bunda Maria, bawalah aku pada YESUS, Puteramu. Amin.

Selamat Memikul Salib hari ini. AMDG. Berkat TUHAN.
RAGI Kamis 19 Juli 2018  Hari Biasa  -
Pekan Biasa XV  : Yes. 26: 7-9, 12, 16-19; Mzm. 102: 13-14ab, 15, 16-18, 19-21; Mat. 11: 28-30.

No comments

Powered by Blogger.