TELAAH TEOLOGIS TERHADAP AJARAN DOKTRIN TRITUNGGALNYA ABUNA PROF. DR. K.A.M.JUSUF RONI (Part 1)

By. Esra Alfred Soru


Pendahuluan.

Pada tanggal 2-3 November 2010 yang lalu di kota Kupang diselenggarakanlah sebuah acara KKR dan Seminar yang menghadirkan pembicara Pdt. Jusuf Roni. Tentu banyak di antara kita yang pernah mendengar nama Pdt. Jusuf Roni, seorang yang pernah populer di kalangan Kristen karena pertobatannya dari seorang Islam yang aktif (bahkan menurut kesaksiannya terlibat aktif dalam penganiayaan terhadap orang Kristen) menjadi seorang Kristen. Ia sempat dipenjara selama 6 tahun sewaktu dia sedang kuliah di Sekolah Tinggi Theologia Institut Injil Indonesia (STT I-3), Batu, Malang. Pendeta Jusuf Roni juga dikenal luas karena begitu banyak kaset khotbah, CD dan buku-buku rohaninya yang dijual di hampir seluruh toko buku Kristen dan terus terang dulu saya adalah seorang pengagum khotbah-khotbah dan buku-bukunya. Dia pertama-tama melayani di Gereja Orthodox Syria, setelah itu keluar dan melayani di Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI), kemudian keluar lagi dan membentuk sinode baru bernama Gereja Kristen Diaspora, lalu kembali lagi ke GKRI, sekarang mendirikan Gereja Kemah Abraham. Saat ini juga dia menjabat sebagai ketua Sekolah Tinggi Theologia �APOSTOLOS� dan Imam al-Kanisah Gereja Kemah Abraham di Jakarta. Jika saya tidak salah, kehadiran Pdt. Jusuf Roni kemarin di wilayah NTT adalah kali ketiganya setelah kali pertama saat saya masih duduk di bangku SD dan kali keduanya saat saya duduk di bangku SMA/SMU.

Ajaran Tritunggalnya Jusuf Roni.

Kehadiran Pdt. Jusuf Roni kali ini di Kupang menarik perhatian saya secara khusus karena memang sudah lama saya mendengar isu tentang miringnya ajarannya tentang doktrin Tritunggal. Saya pun menyempatkan diri untuk hadir dalam acara KKR yang dipimpinnya di hotel Kupang Beach pada tanggal 2 November yang lalu di mana Pdt. Jusuf Roni memberikan khotbahnya yang di Mazmur 120 dengan pembahasannya yang menarik. Memang bagian ini tidak ada hubungan sama sekali dengan doktrin Tritunggal tetapi entah bagaimana hubungannya, tiba-tiba di bagian akhirnya ia pun menyinggung doktrin Tritunggal. Ia lalu menjelaskan doktrin Tritunggal versinya dengan mengatakan bahwa berbicara tentang ketritunggalan Allah itu tidak berbicara tentang keberapaan Allah melainkan kebagaimanaan Allah. Ia lalu menjelaskan bahwa Allahnya orang Kristen itu esa dengan mengutip sejumlah ayat Alkitab lengkap dengan bahasa aslinya seperti Ulangan 6:4 :�SHEMA' YIS'RA'EL ADONAI ELOHEIN� ADONAI EKHAD� (Dengarkanlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa!). Pdt. Jusuf Roni memberikan penjelasan selanjutnya. �Di dalam Allah yang esa itu ada Roh dan Firman. Roh dan Firman tidak diciptakan oleh Allah, sudah ada dalam kekekalan dan keesaan Allah, dua sifat yang mutlak di dalam diri Allah, harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada. Kalau Roh dan Firman diciptakan oleh Allah, berarti Allah sempat tidak punya roh dan Firman, bagaimana Allah yang tidak punya roh bisa menciptakan roh yang menghidupkan, atau kalau tidak punya firman, dengan firman apa Allah menciptakan firman (Segala sesuatu dijadikan oleh firman)�. Pdt. Jusuf Roni dengan begitu bersemangat menjelaskan ini sambil sekali-kali bertanya kepada pendengarnya �Amin?!� dan semua yang hadir juga menyambutnya dengan �Amin!� termasuk pendeta-pendeta yang hadir di sana.

Terus terang saya penasaran dengan penjelasan Jusuf Roni di atas dan takut saya salah memahami apa yang dia maksudkan, saya lalu membeli salah 1 CD khotbahnya yang yang dijual di hotel Kupang Beach berjudul �10 PRINSIP TENTANG TUHAN� yang membahas Injil Yoh 1:1-18. Dengan seksama saya mendengar seluruh khotbah itu yang adalah penjelasan lebih lengkap dari sedikit cuplikan di dalam khotbahnya di hotel Kupang Beach itu, sehingga akhirnya saya benar-benar memahami maksud dari Jusuf Roni yang adalah pandangan teologianya tentang doktrin Tritunggal. Kalau boleh saya rumuskan dalam bahasa yang lebih sederhana, kira-kira ajaran Tritunggalnya Jusuf Roni sebagai berikut : Sejak dari kekekalan ada 1 PRIBADI (bukan 3) yakni pribadi Allah. Karena Allah itu hidup maka pasti di dalam pribadi Allah yang esa itu ada roh. Keberadaan roh di dalam diri pribadi Allah yang esa itu harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada. Mengapa? Karena Allah itu menciptakan kita manusia sebagai makhluk yang mempunyai roh. Bagaimana mungkin Allah menciptakan manusia yang mempunyai roh kalau ternyata di dalam diri Allah sendiri tidak ada roh? Bagaimana mungkin yang tidak mempunyai roh menghasilkan sesuatu yang mempunyai roh? Karena itu keberadaan roh di dalam diri Allah itu harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada. Selanjutnya, di dalam diri Allah yang esa itu juga ada firman (kata-kata Allah). Sama seperti roh, firman di dalam diri Allah juga harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada. Mengapa? Karena Allah menciptakan segala sesuatu dengan firman (kata-kata). Jika Allah tidak mempunyai firman (kata-kata), bagaimana Ia bisa menciptakan segala sesuatu dengan firman (kata-kata)? Jika Ia lalu menciptakan firman (kata-kata) untuk dipakai menciptakan segala sesuatu, lalu dengan firman (kata-kata), apa Ia menciptakan firman (kata-kata), yang menciptakan segala sesuatu itu? Karena itu keberadaan firman (kata-kata), di dalam diri Allah itu harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada.

Selanjutnya (dalam CD khotbahnya), dengan mengutip Injil Yoh 1:1 : �Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yun. En arche� e�n ho L�gos ka� ho L�gos e�n pr�s t�n The�n ka� the�s e�n ho L�gos), Jusuf Roni lalu membahas frase �Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah� dan dari kata �Pada mulanya� (Yun. En arche�) ia lalu mengatakan bahwa firman (kata-kata), di dalam diri Allah itu (juga roh) bersifat kekal. Roh dan firman (kata-kata), di dalam diri Allah itu sama kekalnya dengan Allah. Mereka tidak diciptakan karena kalau roh dan firman itu diciptakan Allah maka ada saat di mana roh dan firman tidak ada atau ada saat di mana Allah tidak mempunyai roh dan firman dan ini mustahil. Karena itu sekali lagi roh dan firman di dalam diri Allah itu harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada. Bandingkan dengan kata-kata Jusuf Roni dalam Majalah �NARWASTU�, bulan Juni 2000 : Jadi Allah itu memiliki Firman juga memiliki Roh. Roh dan Firman adalah dua sifat yang mutlak ada, harus ada, wajib ada, dan mustahil tidak ada. Itu adalah Allah yang kami yakini. ... Yang namanya Allah itu harus ada Roh dan Firman. Kalau Roh dan Firman datang belakangan, dalam arti diciptakan kemudian oleh Allah, berarti Allah sempat tidak punya Roh dan Firman. Jadi sekali lagi Allah yang kami yakini sudah ada Roh dan Firman. Dia Allah yang mutlak dalam keesaan-Nya�. Dan nanti, berdasarkan Yoh 1:14 : �Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran� (Yun. Ka� ho L�gos s�rx eg�neto ka� eske�noosen en heem�n ka� etheas�metha te�n d�xan auto� d�xan hoos monogeno�s par� Patr�s ple�rees ch�ritos ka� aleethe�as) secara khusus frase �Firman itu telah menjadi manusia� Jusuf Roni lalu berkata bahwa firman yang ada di dalam diri Allah itu lalu menjelma menjadi manusia yang lalu kita kenal sebagai Yesus Kristus. Demikianlah kira-kira ajaran Pdt. Jusuf Roni baik yang saya dengar langsung dari khotbahnya di hotel Kupang Beach maupun dari CD khotbahnya �10 PRINSIP TENTANG TUHAN� dan juga dari beberapa artikelnya baik di internet maupun di majalah.

Menganalisa lebih dalam ajaran Jusuf Roni.

Jikalau kita menelaah dan menganalisa lebih dalam apa yang diajarkan Jusuf Roni ini maka kita melihat bahwa yang diajarkan oleh Jusuf Roni ini adalah bahwa Allah itu pada dasarnya �HANYA MEMPUNYAI 1 PRIBADI/OKNUM SAJA� yang dalam bahasanya Jusuf Roni adalah �DZAT� sehingga Allah itu bukan 3 pribadi/dzat. Di dalam pribadi (dzat) Allah yang satu ini ada roh dan firman (kata-kata). Roh dan firman ini bukan PRIBADI (DZAT) melainkan hanya sifat (HYPOSTASIS) saja. Ini nyata dari kata-katanya yang sudah saya kutipkan di atas yakni : �Di dalam Allah yang esa itu ada Roh dan Firman. Roh dan Firman tidak diciptakan oleh Allah, sudah ada dalam kekekalan dan keesaan Allah, dua sifat yang mutlak di dalam diri Allah, harus ada � wajib ada � mustahil tidak ada!� dan juga dari khotbah Jusuf Roni tertanggal 7 Januari 2005 dengan tema �ALLAH YANG ESA� yang dimuat di dalam situs www.besorahonline.com yang ketika membahas Yoh 1:1 berkata : �Kedua; ?a? ? ????? ?? p??? t?? ?e?? �KAI HO LOGOS �N PROS TON THEON� kata �bersama-sama� diambil dari kata �PROS� (p???) menunjukkan perbedaan antara Firman sebagai Sifat dengan Allah sebagai Dzat � lebih menunjukkan kebagaimanaan Allah itu� atau cara keberadaan-Nya�. Jadi jelaslah bahwa PRIBADI/OKNUM/DZAT Allah itu hanya satu tetapi Allah yang satu mempunyai SIFAT-SIFAT yakni ROH dan FIRMAN. Dengan demikian ROH dan FIRMAN bukan pribadi/dzat melainkan hanya sifat dari Dzat itu. Berikut ini kata-kata Jusuf Roni dalam Majalah NARWASTU, Juni 2000 : �Karenanya, monoteisme agama Yahudi adalah akar dari monoteisme agama Kristen, itu seharusnya. ... Anak di sini adalah sifat dari Dzat. Bahasa Yunaninya hipostasis dari Ausia. ...�. Dengan demikian juga maka Roh dan FIRMAN itu BUKAN ALLAH melainkan hanya SIFAT ALLAH. Jadi Jusuf Roni percaya bahwa Yesus dalam ke-pra-adaan-Nya sebagai Firman itu bukan Allah, hanya sifat Allah saja dan karena itu sewaktu inkarnasi/penjelmaan, BUKAN ALLAH YANG MENJADI MANUSIA Yesus Kristus melainkan FIRMAN ALLAH YANG MENJADI MANUSIA. Ini jelas dari khotbanya �ALLAH YANG ESA� (7 Januari 2005) yang dimuat di www.besorahonline.com : �Bukan Allah yang menjadi manusia tetapi Firman Allah yang menjadi manusia,�� Juga dari kata-katanya yang dimuat di Majalah �NARWASTU� bulan Juni 2000 : �Jadi firman itu adalah sifat, bukan Allah yang menjadi manusia, tapi firman yang menjadi manusia.

Nah, jikalau Jusuf Roni tidak mempercayai Roh (Roh Kudus) sebagai suatu pribadi/oknum/dzat melainkan hanya suatu sifat (hypostasis), maka bukankah ajaran ini kurang lebih sama dengan ajaran Saksi Yehovah yang juga menolak Roh Kudus sebagai suatu pribadi dan hanya menerima Roh Kudus sebagai suatu kuasa/tenaga aktif dari Allah? Jadi ajaran Jusuf Roni sangat jauh dari keyakinan Kristen pada umumnya dan begitu dekat atau bahkan boleh dikatakan nyaris mirip dengan ajaran Saksi Yehovah. Selanjutnya jika Jusuf Roni hanya mengakui bahwa Yesus dalam ke-pra-ada-an-Nya sebagai Firman Allah (sifat Allah) yang dibedakan dari Dzat Allah, secara logis harus dikatakan bahwa Jusuf Roni sebenarnya tidak mempercayai Firman (yang kemudian ketika berinkarnasi menjadi Yesus) sebagai Allah dan dengan demikian juga Firman (yang kemudian ketika berinkarnasi menjadi Yesus) tidak boleh disembah. Mengapa? Karena Firman hanya SIFAT ALLAH dan BUKAN DZAT ALLAH. Perhatikan kata-kata Jusuf Roni dalam Majalah NARWASTU, bulan Juni 2000 : �Jadi di sini disimpulkan dengan kata lain, bahwa yang disembah adalah Dzat. Dzat itu tidak bisa disamakan dengan apa pun�. Benar kan? Menurut Jusuf Roni Firman hanya sifat Allah bukan Dzat Allah. Dan yang disembah adalah Dzat. Dzat tidak bisa disamakan dengan apa pun termasuk dengan sifat. Jadi Firman/Yesus itu tidak bisa disamakan dengan Allah. Dan karenanya Firman/Yesus tidak boleh disembah. Kalau Firman/Yesus tidak boleh disembah karena Ia bukan Dzat Allah melainkan hanya sifat dari Dzat, berarti secara otomatis Roh Kudus juga tidak boleh disembah karena Roh Kudus itu sama dengan Firman/Yesus yang yang adalah sifat dari Dzat. Nah, kalau Jusuf Roni tidak percaya bahwa Firman adalah Allah sendiri dan juga tidak percaya bahwa Roh Kudus Allah, masih dapatkah kita mengatakan bahwa Jusuf Roni menerima/percaya pada ajaran Kristen tentang doktrin Tritunggal? Sama sekali tidak! Karena itu Jusuf Roni berkata dalam Majalah Narwastu, Juni 2000 di halaman 21-22 : Jadi Allah itu memiliki Firman juga memiliki Roh. Roh dan Firman adalah dua sifat yang mutlak ada, harus ada, wajib ada, dan mustahil tidak ada. Itu adalah Allah yang kami yakini. ... Yang namanya Allah itu harus ada Roh dan Firman. Kalau Roh dan Firman datang belakangan, dalam arti diciptakan kemudian oleh Allah, berarti Allah sempat tidak punya Roh dan Firman. Jadi sekali lagi Allah yang kami yakini sudah ada Roh dan Firman. Dia Allah yang mutlak dalam keesaan-Nya. ... Jadi kita jangan mengatakan Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus�. Perhatikan baik-baik dan renungkanlah kalimat Jusuf Roni yang terkhir itu. Lalu bagaimana pandangan Jusuf Roni terhadap kekristenan yang mempercayai dan menyembah Allah Tritunggal? Simak kata-katanya dalam Majalah Narwastu, Juni 2000 ini : ��.telah terjadi pergeseran dalam dunia Kristen yang tidak lagi menyembah Tuhan, yang disembah justru istilah �Trinitas�. Istilah Trinitas itulah yang dibela yang dipahami bahkan disembah. Esensinya sudah hilang sama sekali�. Kata-kata Jusuf Roni ini jelas adalah fitnahan. Siapa orang Kristen yang menyembah ISTILAH TRINITAS? Kami bukan menyembah ISTILAHNYA tetapi menyembah PRIBADI-PRIBADI di dalamnya yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus. Apakah benar tuduhan Jusuf Roni bahwa kekristenan telah bergeser? Kita lihat nanti dari sisi Alkitab apakah memang kekristenan yang telah bergeser atau dia yang sudah menyimpang dari ajaran yang benar dan alkitabiah. Jadi ajaran Jusuf Roni sebenarnya lebih mirip doktrin Unitarian daripada kekristenan secara umum dengan konsep Trinitariannya. Coba bandingkan ajaran Jusuf Roni yang menolak Firman dan Roh Kudus sebagai pribadi Allah (hanya sifat Allah) dengan Pengakuan Iman Athanasius berikut ini yang saya kutipkan dari bukunya A. A. Hodge �Outlines of Theology�, halaman 117-118 (perhatikan kata-kata/kalimat yang saya cetak tebal dan bergaris bawah) : �3. Tetapi iman Katolik / universal / am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam tritunggal, dan tritunggal dalam kesatuan. 4. Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun pemisahan zat. 5. Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain. 6. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan / kuasa yang berdaulat yang sama kekalnya. 7. Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus. 8. Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan. 9. Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar. 10. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal. 11. Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal. 12. Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar. 13. Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa. 14. Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa. 15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. 16. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah. 17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. 18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan. 19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan. 20. Bapa tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan. 21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar. 23. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah. Inilah Pengakuan Iman yang dipegang gereja Kristen (Protestan dan Katolik) sampai hari ini yang jelas bertentangan dengan ajaran baru dari Abuna Jusuf Roni ini. Terus terang saya sangat sedih ketika melihat Jusuf Roni dengan berapi-api penuh semangat menjelaskan tentang Tritunggalnya dan jemaat yang hadir termasuk pendeta-pendeta Kristen tidak menyadari ajaran miring ini sehingga mereka semua mengaminkan bahkan memuji doktrinnya Jusuf Roni ini. Mungkin tidak ada yang menyimak dengan baik bahwa sepanjang khotbahnya Jusuf Roni kelihatannya menghindari penggunaan kata �Allah� untuk Yesus dan menggantinya dengan kata �Tuhan� saja. Berulang-ulang ketika membaca Alkitab LAI yang ada kata �Allahnya� yang menunjuk pada Yesus, ia lalu menggantinya dengan kata �Tuhan� dan itu muncul dalam khotabhnya di hotel Kupang Beach maupun dalam CD nya yang saya dengar. Ada apa? Orang tidak akan tahu kalau tidak meneliti ajaran Jusuf Roni ini dengan seksama. Menyedihkan sekali! Bersambung�.

No comments

Powered by Blogger.