Standar Ganda Mokoginta Dalam Debat tanggal 17 Agustus 2009 dengan Pdt. Budi Asali dan Pdt. Esra Soru

Ma Kuru


Sampai saat ini saya belum sempat menulis review perdebatan Kristen v Islam tanggal 17 Agustus 2009 di Sidoarjo karena masih sangat sibuk. Namun saya tertarik untuk menyoroti salah satu pernyataan Mokoginta tentang Alkitab. Dalam konteks perdebatan tersebut, pernyataan Mokoginta dimaksud sebenarnya sudah off topic alias ngalor ngidul. Topik yang diperdebatkan adalah �apakah menurut Alkitab Yesus itu Tuhan atau atau manusia biasa?�. Komentar Mokoginta berhubungan dengan klaim Kristen bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Nah yang ingin saya tunjukkan dalam tulisan singkat ini adalah standar ganda yang digunakan oleh Mokoginta. Kalau berhadapan dengan Kuran, dia menggunakan satu standar dan kalau berhadapan dengan Alkitab dia menggunakan standar lain. Sedangkan andaikata Mokoginta menggunakan standar yang sama, maka kritiknya terhadap Alkitab juga akan menghancurkan Kuran.
Inti dari salah satu komentar Mokoginta adalah bahwa Alkitab pasti bukan Firman Tuhan karena di dalam Alkitab terdapat perkataan Setan, atau perkataan manusia atau perkataan yang harus dikatakan manusia, atau gagasan penulis kitab itu sendiri. Mokoginta berhak berpendapat apapun, tetapi kita melihat apakah dia konsisten. Muslim yang saya kenal selalu berkata bahwa Kuran adalah Firman Tuhan. Saya pikir Mokogintapun akan setuju dengan pandangan tersebut. Dengan menggunakan kritik Mokoginta terhadap Alkitab sebagai standar, kita akan melihat konsistensi Mokoginta.
Surat Al Fatihah 1 : 5 tertulis ???? ???? ????? ?????? yang di Wikipedia Indonesia diterjemahkan sebagai �Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan;�. Apakah ini Firman Tuhan? Kalau memang ini firman Tuhan (dalam pengertian bahwa itu harus keluar dari Tuhan sendiri dan bukan kata-kata yang harus diucapkan manusia kepada Tuhan), maka ini menunjukkan bahwa Tuhannya Muslim sedang menyembah kepada Tuhan yang lain. Mungkin kita perlu bertanya kepada Mokoginta, siapa yang disembah oleh Tuhannya Muslim? Jangan-jangan dia menyembah Yesus lagi!
Kalau misalnya tidak benar bahwa kata-kata itu kata-kata yang diucapkan si Sesembahan Mokoginta yang menyembah yang lain, tetapi merupakan kata-kata yang harus diucapkan manusia kepada Sesembahannya, maka berdasarkan standar Mokoginta, Kuranpun bukan Firman Tuhan. Kuran bukan Firman Tuhan, karena di situ ada kata-kata yang seharusnya dikatakan oleh manusia tetapi dikatakan oleh si Sesembahan.
Bagaimana Mokoginta? Anda mau sadar akan ketidakonsistenan anda atau mau terus bodoh? Tampaknya sih pilihan kedua yang akan diambil oleh Mokoginta? Semoga teman-teman muslim lain tidak mengikuti jejak ketidakkonsistenan Mokoginta.

No comments

Powered by Blogger.